Tiada ungkapan yang dapat diucapkan keatas ibu yang telah melahirkan saya dan adik adik yang lain seramai 12 orang
Muqqaimah
Kuli
Kuli adalah sebuah kata yang hanya terdiri dari empat huruf, namun
memiliki banyak makna. Kuli banyak diartikan sebagai orang yang bekerja
sebagai suruhan orang lain, seperti jongos, babu, buruh dan sebagainya.
Mungkin banyak diantara kita yang memiliki pembantu yang sering kita
suruh dengan seenaknya. Tapi sadarkah kita bahwa secara implisit kita
adalah salah satu bagian dari mereka?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya jika kita sedikit
mengintrospeksi diri sendiri. Kita pasti pernah disuruh oleh orang lain
untuk melakukan sesuatu hal. Misalnya dulu waktu kita masih kecil, kita
pasti disuruh untuk belajar mengenai banyak hal. Sampai saat ini pun
kita mungkin masih mengalami hal tersebut, walaupun frekuensinya lebih
rendah. Bahkan mungkin saja kita memilih sekolah atau pekerjaan karena
faktor ‘disuruh’ orang tua. Suruhan demi suruhan itulah yang membuat
kita memiliki mental kuli.
Isi Kandungan
1.cerita seorang lelaki soleh yang tidak mahu KAYA.
2.Kisah Istri seorang kuli bangunan
Seorang ayah tanpa sengaja mendengar percakapan sang istri yg tengah menasihati anaknya yang merasa rendah diri karena ayahnya hanya seorang kuli(buruh bangunan).
“nak, apakah kamu tau? bagaimana gedung gedung bertingkat
dan apartemen mewah itu boleh berdiri? Jalan tol dan jambatan dapat dibangunkan? Pelabuhan dan bandara boleh di gunakan? Semua
memerlukan orang- orang seperti ayahmu untuk mengerjakannya, memang ada
para pengusaha membiayainya. ada arsitekdan desain
interior yang merancangnya, juga ada para manager dan mandor
yangmengawasi jalannya pekerjaan itu,, tapi tanpa ada orang2 seperti
ayahmu yg menggali tanah, mengaduk pasir dan semen, menyusun batu kali
untuk jadi pondasi kemudian menjadikannya sebuahtembok kokoh yg tidak
mudah ambruk, semua impian mereka tidak akan terwujud tanpa orang2
seperti Ayahmu..” ungkap si ibu kepada putranya.
“di setiap rumah
sakit, bank, gedung perkantoran, terdapat sidik jari dan butiran
keringat ayah mu yang melekat di dinding bangunan itu.” lanjut sang ibu
dengan penuh kasih sayang.
si anak kemudian menghampiri dan
memeluk ibunya sambil berkata, “terima kasih ibu, engkau telah membuat
saya percaya diri dan bangga mempunyai ayah seorang tukang batu..”
Si ayah yg mendengar percakapan mereka kemudian masuk dan berkata kepada mereka
“terima kasih kalian telah membuat hidup ayah sangat berarti”
kata si ayah sambil menyeka air mata nya.
kata si ayah sambil menyeka air mata nya.
***
semua orang bangga dengan pekerjaannya
selain itu yg lebih penting lagi,”Dunia tidak menuntut kita /kamu/anda untuk menjadi seorang arsitek/ presiden/ politikus/DPR/ ilmuwan, ect.
selain itu yg lebih penting lagi,”Dunia tidak menuntut kita /kamu/anda untuk menjadi seorang arsitek/ presiden/ politikus/DPR/ ilmuwan, ect.
“untuk kebahagiaan, Dunia hanya menuntut kita agar menjadi seorang
yangterbaik pada apa pun yang anda kerjakan,apapun profesi dan pekerjaan
kita, yg penting HALAL, lakukanlah dengan penuh suka cita dan rasa
bangga..”
3.4.
5.
Kesimpulan
Biodata